
Jebakan itu Bernama Pinjol
Di zaman serba online banyak
kemudahan ditawrkan. Kemudahan dalam meninjam uang misalnya, kini marak jasa
meminjam uang lewat pinjaman online (pinjol). Namun sayang dalam praktiknya
muncul hal-hal yang kurang beretika.
Bunga tinggi, penagihan dengan cara-cara kasar, ancaman, terror,
dan sebagainya banyak dikeluhkan oleh warga yang terjebak dalam perangkap
pinjol ini. Suara Merdeka (Minggu, 17 Oktober 2021) lalu menurunkan laopran
khas tentang pinjaman online ini.
Salah satu korban pinjol mengatakan bahwa ia harus
menanggung malu ketika ternyata data-data pribadinya disebar ke seluruh kontak
WhatsApp miliknya. Padahal setelah dicek pinjol sebesar Rp4 juta itu telah
dilunasi beberapa waktu lalu.
Lantas apa yang mesti kita lakukan agar tidak terjebak
pinjol ini? Pertama kita tingkatkan edukasi pada masyarakat. Masyarakat seyogyakan
paham terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang sah sesuai ketentuan.
Pinjol yang tidak resmi bukan ingin menyelesaikan masalah
yang sedang dialami warga tetapi malah menambah masalah. Pinjol malah menjerat
leher nasabah yang sedang dalam kondisi membutuhkan dana pinjaman.
Kedua, pahami perbedaan pinjaman online yang legal dan illegal.
Untuk hal ini masyarakat mestinya bisa mencari informasi kepada pihak-pihak
yang bisa dipercaya dalam hal ini pemerintah. Masyarakat tidak perlu malu jika
memang membutuhkan penjelasan. Jangan tergesa-gesa mengambil keputusan hanya
berdasarkan satu sumber yaitu dari pemberi pinjaman.
Ketiga, bangun kekuatan ekonomi keluarga. Kadang kita malu
ketika mengungkapkan kebutuhan finansial kepada keluarga sendiri. Namun
sebaliknya justru malah berani terus terang ketika meminjam kepada orang lain.
Jika hal ini terjadi berarti ada kesalahan komunikasi di
lingkungan keluarga. Mestinya ketika ada masalah dalam keluarga sedapat mungkin
diselesaikan di lingkup keluarga. Termasuk dalam hal pinjam meminjam. Sebelum meminjam
ke pihak luar mestinya keluarga bisa membantu.
Terakhir, tingkatkan beteng keimanan kita. Seperti yang kita
tahu bahwa iman seseorang kadang naik kadang turun. Ketika kita terlilit
kebutuhan kadang keimanan kita juga ikut goyah. Jika beteng keimanan kita tidak
kuat maka akan mudah tergelincir hal-hal yang menagarah pada tindakan tidak
bertanggung jawab.