
Mbah Wasroni, Perajin Ondol Wanayasa
Ondol
adalah makanan khas Desa Wanayasa, Banjarnegara. Makanan tradisional dengan
bahan baku singkong atau ubi kayu ini masih tetap bertahan di tengah serbuan
aneka jenis jajanan modern di sekitar kita. Dinamakan ondol karena bentuknya
yang bulat kecil sebesar bola bekel.
Salah
satu perajin atau pembuat ondol yang masih bertahan hingga saat ini adalah Mbah
Wasroni. Mbah Wasroni tinggal di RT 03 RW 01 Desa Wanayasa. “Sepanjang masih
kuat dan sehat saya akan tetap membuat dan mempertahankan makanan tradisional dari
Wanayasa ini.” begitu ungkapnya.
Setiap
hari Mbah Wasroni membuat adonan untuk membuat ondol dengan dibantu anak-anaknya.
Dalam sehari rata-rata Mbah Wasroni menghabiskan 2-5 kg singkong. Adonan
singkong yang sudah diracik dengan bumbu khas kemudian dibuat bulatan-bulatan
kecil sebesar bola bekel lalu digoreng.
Jika
sudah terlihat kuning keemasan pertanda ondol sudah matang. Ondol yang sudah matang
kemudian diangkat, ditiriskan dan ditusuk dengan tusuk bambu seperti sate. Setiap
tusuknya berisi 5 butir ondol yang akan dijual dengan harga Rp1.000.00/tusuk.
Mbah
Wasroni biasa menitipkan ondol buatannya di warung-warung atau menjual sendiri
di pasar desa setempat. Pendapatan Mbah Wasroni berjualan ondol tidak menentu
setiap harinya. Bahkan kadang ondol yang dijualan tidak habis. Jika demikian
maka akan dimakan sendiri bersama anak cucunya atau dibagikan tetangga sekitar
rumahnya.
Meski demikian,
Mbah Wasroni pantang menyerah. Mbah Wasroni tetap menjalankan usahanya, memproduksi
ondol yang merupakan makan khas Wanayasa. Oleh karena itu ketika ada acara Kuduran
Budaya Mbah Wasroni selalu dilibatkan dalam pembuatan ondol.
Ketika
ada gelaran Budaya Desa Wanayasa, ada acara yang selalu ditunggu-tunggu oleh
warga masyarakat yakni Bentang Ondol Sewu Meter. Dalam gelaran acara tersebut, ondol
yang dibuat oleh beberapa perajin kemudian ditusuk atau dirangkai dan
dibentangkan oleh penari hingga mencapai panjang 1000 meter. Selanjutnya ondol
akan diperebutkan ramai-ramai oleh pengunjung yang datang. Inilah puncak dari
seluruh rangkaian kegiatan Kuduran budaya yang biasanya digelar pada bulan
September setiap tahunnya.
Sukses
acara tersebut tak lepas dari peran para pengajin makanan tradisional ondol di
Desa Wanayasa. Di samping tentu saja panitia yang tergabung dalam komunitas Seniman
Muda Wanayasa (Sendawa). Mbah Wasroni adalah salah satu pembuat ondol yang
masih bertahan hingga saat ini.
Oleh :
Syafira AR
Kelas
6 SDN 1 Wanayasa